Skip to main content

Featured

THE ART OF SELF-CARE: Memelihara Pikiran, Tubuh dan Jiwa

  Dunia semakin bergerak cepat. Semakin membuat kita mudah terjebak dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, sehingga sering kali aspek paling penting dalam hidup kita, yaitu perawatan diri, menjadi terabaikan. Perawatan diri bukanlah hal yang egois, melainkan hal mendasar yang memungkinkan kita mengisi ulang, meremajakan, dan tampil sebagai diri terbaik kita dalam semua aspek kehidupan.   Esensi Perawatan Diri   Perawatan diri adalah pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Inti dari perawatan diri terletak pada kesadaran bahwa merawat diri sendiri bukanlah sebuah kemewahan melainkan sebuah kebutuhan.   Perawatan diri harus dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perawatan diri mencakup perawatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual.   1. Perawatan fisik   Perawatan secara fisik mencakup aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan fisik. Ini termasuk olahraga teratur, diet seimbang, tidur

Drama? Lebay?

Ada seorang teman yang melabeli saya "drama queen". Sejauh ini, saya tidak mengakui atau menyangkalnya. Saya tahu, pelabelan apapun yang diberikannya kepada saya, itu semata-mata karena dia sayang saya.

Benar atau tidaknya bahwa saya drama queen, saya juga tidak tahu. Yang jelas, saya memang sering kali bereaksi lebih, cenderung lebay dan ekstrem terhadap rasa sakit (hati), terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan perasaan. Dalam hal ini, perasaan mendominasi akal sehat saya.

Ketika cinta mendatangi dan saya jatuh di dalamnya, saya menjadi manusia yang paling bahagia di dunia. Berdesir-desir, berdebar-debar. Seribu kupu-kupu menari-nari dalam perut saya. Saya akan lakukan apapun untuk cinta itu. Kadang saya menggenggamnya terlalu kuat, hingga dia mati dalam genggaman tangan saya.

Ketika kemudian cinta itu menguap, dan tidak ada kupu-kupu lagi yang menari dalam perut ini, maka saya akan merasa menjadi orang yang paling merana, paling sengsara di dunia ini. Seperti pesakitan yang tinggal menghitung hari atau detik untuk menjumpai keabadian. Sungguh saya tidak mau berada dalam titik ini. Titik yang melelahkan dan mematikan akal sehat.

INDONESIA BLOGGER


Comments

Popular Posts