Skip to main content

Featured

Zidan Namanya

Zidan namanya. Pertama ketemu Zidan di tukang sempol ayam, dekat entrance 7 alun-alun Kota Bogor, tadi malam. Dia menawarkan donat, 1 pak isi 2 seharga Rp.5.000. Saya beli 1 pak dan menawarkan sempol ayam. Zidan mengangguk. Tadi pagi, di dalam alun-alun, saya bertemu Zidan lagi. Kali ini, dia tidak membawa donat, melainkan beberapa pak tissue. Saya tegur dia, "Hey, tadi malam jualan donat kan ya?" "Iya Bu, donat punya orang. Sekarang saya bawa tissue, ini juga punya orang. Ibu mau tissue?" Jawabnya. "Boleh deh satu", kata saya. Saya bayar tissuenya, " Ya Allah, makasih banyak Bu". Suara Zidan lirih. Hati saya teriris. Tiba-tiba seorang Ibu lewat sambil membentak, "Jangan di jalan dong!" Sorry, salah kami, ngobrolnya di jalur jalanan dalam alun-alun. Saya gandeng Zidan ke arah pilar taman, dan kemudian kami duduk ngobrol berdua. Kata Zidan ibunya sudah meninggal, ayahnya ngamen di alun-alun, dan kadang di Terminal Loji. "Bapak ngame...

Dialog dengan Teman dan Tuhan

Tadi pagi, hal yang pertama saya lakukan begitu bangun tidur adalah membuka note saya, buka whatsapp dan bertanya panjang lebar dengan seorang teman yang saya anggap punya pengetahuan agama dan keimanan yang jauh, jauuuuh sekali di atas saya.

Iman saya sedang berada pada titik yang sangat rendah, setipis-tipisnya. Saya tahu, ini gak bisa dibiarin gitu aja. Saya harus berbuat sesuatu, setidaknya bicara dengan orang yang bisa mengingatkan bahwa hidup sepenuhnya milik Maha Pencipta.

Setelah dialog pagi dengan teman, malam ini saya putuskan untuk berdialog dengan Pemilik hidup. Tidak banyak yang saya sampaikan, dan saya pun tidak yakin apakah dialog itu saya lakukan dengan benar (sudah lama sekali saya melupakan tahajud). Saya hanya minta diajarkan untuk dapat bersyukur dan ikhlas. Itu saja. Allah Maha Mendengar.

Comments

Popular Posts