Skip to main content

Featured

THE ART OF SELF-CARE: Memelihara Pikiran, Tubuh dan Jiwa

  Dunia semakin bergerak cepat. Semakin membuat kita mudah terjebak dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, sehingga sering kali aspek paling penting dalam hidup kita, yaitu perawatan diri, menjadi terabaikan. Perawatan diri bukanlah hal yang egois, melainkan hal mendasar yang memungkinkan kita mengisi ulang, meremajakan, dan tampil sebagai diri terbaik kita dalam semua aspek kehidupan.   Esensi Perawatan Diri   Perawatan diri adalah pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Inti dari perawatan diri terletak pada kesadaran bahwa merawat diri sendiri bukanlah sebuah kemewahan melainkan sebuah kebutuhan.   Perawatan diri harus dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perawatan diri mencakup perawatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual.   1. Perawatan fisik   Perawatan secara fisik mencakup aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan fisik. Ini termasuk olahraga teratur, diet seimbang, tidur

ice blended old town white coffee-hazelnut

Sabtu malam, 7 February 2009, di satu sudut Old Town White Coffee, South of Bangsar, KL, saya sibuk mengaduk-aduk ice blended Old Town white coffee-hazelnut, sambil menatap laki-laki yang duduk di hadapan saya. Sejak kami tiba sekitar jam 10.45 pm, kami sibuk membicarakan proyek film animasi robotnya. Mmmm..sebenernya yang sibuk bicara dia, saya hanya mendengarkan saja sambil sesekali mengajukan pertanyaan-pertanyaan bodoh. Dia memang tergila-gila dengan animasi, terutama robot-robot dan superhero. Dan saya, sumpah, sama sekali buta dengan hal itu (sejujurnya, saya buta akan banyak hal).

Malam merambat pelan, bulan menyingkap kegelapan, pasangan-pasangan semakin mengeratkan genggaman tangan. Robot dan superhero telah meninggalkan kami berdua. Perlahan, kami tenggelam dalam kehidupan pribadi kami. Sebenarnya, kehidupan pibadi yang kami jalani tidak jauh berbeda, di luar perbedaan perangkat kelamin yang kami miliki. Kami sama-sama lajang di usia kepala tiga (ok ok, saya beberapa tahun lebih tua darinya). Tinggal dalam dunia kapitalis. Sibuk dengan mimpi yang masih harus dikejar. Sampai kapan dan di mana harus mengejar mimpi itu, kami tidak tahu. Buat saya pribadi, masih harus ditambah untuk belajar merasa secure dengan diri sendiri, dan mensyukuri apa yang saya miliki. Otherwise, saya hanya akan merasakan kosong dan plain di tengah kesendirian saya, persis seperti yang saya rasakan belakangan ini. [Being single is not that bad actually, begitu kata teman saya].

Comments

Popular Posts