Skip to main content

Featured

Zidan Namanya

Zidan namanya. Pertama ketemu Zidan di tukang sempol ayam, dekat entrance 7 alun-alun Kota Bogor, tadi malam. Dia menawarkan donat, 1 pak isi 2 seharga Rp.5.000. Saya beli 1 pak dan menawarkan sempol ayam. Zidan mengangguk. Tadi pagi, di dalam alun-alun, saya bertemu Zidan lagi. Kali ini, dia tidak membawa donat, melainkan beberapa pak tissue. Saya tegur dia, "Hey, tadi malam jualan donat kan ya?" "Iya Bu, donat punya orang. Sekarang saya bawa tissue, ini juga punya orang. Ibu mau tissue?" Jawabnya. "Boleh deh satu", kata saya. Saya bayar tissuenya, " Ya Allah, makasih banyak Bu". Suara Zidan lirih. Hati saya teriris. Tiba-tiba seorang Ibu lewat sambil membentak, "Jangan di jalan dong!" Sorry, salah kami, ngobrolnya di jalur jalanan dalam alun-alun. Saya gandeng Zidan ke arah pilar taman, dan kemudian kami duduk ngobrol berdua. Kata Zidan ibunya sudah meninggal, ayahnya ngamen di alun-alun, dan kadang di Terminal Loji. "Bapak ngame...

Google Today: Sapardi Djoko Damono


Google doodle today, March 20, 2023.


Siapa itu Sapardi Djoko Damono yang menjadi ikon di Google doodle hari ini? Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang sastrawan Indonesia, yang lahir di Surakarta pada hari ini, 83 tahun lalu, tepatnya tanggal 20 Maret 1940. Beliau meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020, di Tangerang Selatan. 

Selama hidupnya, sastrawan yang kerap dipanggil SDD (singkatan dari namanya), merupakan dosen di IKIP Malang, Universitas Indonesia dan Institut Kesenian Jakarta, untuk kurun waktu yang berbeda. Sapardi juga menerima beberapa penghargaan atas karya-karyanya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, di antaranya Cultural Award (Australia, 1978) dan SEA Write Award (Thailand, 1986).

Beberapa puisi karya Sapardi Djoko Damono, yang sangat terkenal di kalangan sastrawan maupun masyarakat umum adalah Hujan Bulan Juni, dan Aku Ingin. 


Hujan Bulan Juni

 Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan juni

Dirahasiakan rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu


Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan juni

Dihapuskan jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu

 

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan juni

Dibiarkan yang tak terucapkan

Diserap akan pohon bunga itu

 

Aku Ingin

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya

tiada”





Comments

Popular Posts