Skip to main content

Featured

Zidan Namanya

Zidan namanya. Pertama ketemu Zidan di tukang sempol ayam, dekat entrance 7 alun-alun Kota Bogor, tadi malam. Dia menawarkan donat, 1 pak isi 2 seharga Rp.5.000. Saya beli 1 pak dan menawarkan sempol ayam. Zidan mengangguk. Tadi pagi, di dalam alun-alun, saya bertemu Zidan lagi. Kali ini, dia tidak membawa donat, melainkan beberapa pak tissue. Saya tegur dia, "Hey, tadi malam jualan donat kan ya?" "Iya Bu, donat punya orang. Sekarang saya bawa tissue, ini juga punya orang. Ibu mau tissue?" Jawabnya. "Boleh deh satu", kata saya. Saya bayar tissuenya, " Ya Allah, makasih banyak Bu". Suara Zidan lirih. Hati saya teriris. Tiba-tiba seorang Ibu lewat sambil membentak, "Jangan di jalan dong!" Sorry, salah kami, ngobrolnya di jalur jalanan dalam alun-alun. Saya gandeng Zidan ke arah pilar taman, dan kemudian kami duduk ngobrol berdua. Kata Zidan ibunya sudah meninggal, ayahnya ngamen di alun-alun, dan kadang di Terminal Loji. "Bapak ngame...

aku disini

Malam ini, dan malam-malam sebelumnya, aku terdampar di pulau sunyi tak bernama, tanpa penghuni. Dimana angin pun tidak punya suara, langit tak berwarna dan air tak beriak. Bulan, sabit atau pun purnama, sama saja, dia tidak bisa tersenyum apalagi tertawa. Bintang-bintang, mereka ada di langit tapi tak mampu berkerlip. Di tempat ini, cinta tidak pernah bisa tumbuh dengan sempurna ataupun hanya sekedar singgah, air mata pun bisa jatuh tanpa sebab.
Dan aku yang ada disini, seperti sudah terdampar ribuan tahun tanpa kapal yang dapat membawaku ke seberang lautan.

Pada akhirnya, malam ini, seperti malam-malam yang lewat, aku semakin terdampar dalam kesunyian absolut, menyatu dalam pasir tanpa bisik yang diselimuti kekosongan tak bertepi. Mengerikan hiiiii…!!

Comments

zuki said…
Allah ada di mana-mana ... Ia tak akan melupakan kita kecuali kita melupakanNya ... terus semangat ya ... :)

Popular Posts