Skip to main content

Featured

Exploring the Versatile Functionality of Car Side Awnings

Car side awning, source: Amazon.com Motorhome RV Awning                            Find  Front awning windbreak  on Amazon.com Car side awnings have become increasingly popular among outdoor enthusiasts, campers, and adventurers due to their versatility and convenience. These awnings attach to the side of a vehicle, providing shade and shelter in various outdoor settings. Let's delve into the multifunctional aspects of car side awnings and how they enhance outdoor experiences. 1. Shade and Shelter The primary function of a car side awning is to provide shade and shelter. Whether you're camping in the wilderness, picnicking at a park, or enjoying a day at the beach, these awnings offer a refuge from the sun, rain, or wind. They extend easily from the side of your vehicle, creating an instant canopy to relax under. 2. Outdoor Cooking Car side awnings can transform your vehicle into a makeshift outdoor kitchen. With the addition of accessories like side panels, mosquito nets, or e

hati-hati dengan hati

Ketika semua mata seharusnya terpejam, saya masih setia memandangi monitor notebook saya, mencari-cari kata yang harus diperbaiki, diganti atau dihilangkan sama sekali. The Look of Love-nya Diana Krall tiba-tiba terdengar sangat nyaring dari henpon saya ditengah malam yang sunyi ini. Seketika buyar focus saya.

"yup..malem-malem nelpon, nape?"

"huaaaa...."

"Nay...nape si lo!?"

"Huaaa huhuhu...hiks"

"Naaay...napa sih? ada apa?" Saya melirik jam tangan saya, 01.14. Bingung, gak setiap hari saya terima telpon pada jam-jam segini dan cuma dengar suara tangisan.

"Hiks..hiks..dia pergi nDaa..ninggalin gua..it's all over..hiks..huaaa..."

"Siapa?Radit?"

"Iyaa..hiks..emang siapa LAGIII!" Jerit Naya galak. Lho ni orang kok curhat galak-galak gini sih.

"Lho..laki-laki kan emang gitu Nay, suka pergi sesuka hati" Ups, kayaknya jawaban saya salah deh.

"Kok kamu malah ngomong gitu sih nDaaaa!!" Tuuuh bener kaan, salah jawaban saya.

"Sori..sori, maksud gua gini.."

"Gua hancur nDa, It's so hurting hiks.."

"Emm.."

"I thought he was the one..I thought we would be together for the rest of our lives"

"Tanpa nikah dulu gitu?" Tanya saya.

"Dodol, yaa nikahlah, tapi bukan itu intinya..I don't wanna end up like this, I don't wanna grow old alone hiks..I..I.." Naya masih meratap, dan gayanya Naya, meratap aja mesti pake bahasa Inggris, kenapa gak pake bahasa Indonesia aja sih!?

"Nay..Nay..stop dulu deh Nay, bisa ngga ngomongnya pake bahasa Indonesia aja?" Saya menyela tangisannya.

"Elu apa-apaan sih, gitu aja dipermasalahin, focus on the spot OK!!"

"Bukan apa-apa Nay, lu tau sendiri kan listening gua payah banget, apalagi dicampur nangis gitu, tambah susah gua nangkepnya, sayang kan pulsa lu kalo gua gak nangkep apa yang lu omongin Nay".

"GOD! Lu masih mikirin pulsa lagi, gua dapet gratisan tau, provider kita kan sama" Malem ini saya betul-betul teraniaya, dijadikan tempat curhat sekaligus pelampiasan sakit hati Naya, sahabat saya dari sejak jaman batu. Provider selular juga, kok ngasih gratisan bisanya cuma untuk malem aja. Siapa sih yang mau nelpon tengah malem kecuali makhluk-makhluk yang sakit jiwa, orang yang sedang gundah, kesepian, si pencari mangsa yang ogah modal dan orang yang lagi sakit hati kayak Naya?

"Ok ok..so kenapa Radit bisa ninggalin elu? Alasan dia bubar jalan gini apa?" Saya berusaha sebisa mungkin menumbuhkan empati saya. Bukan apa-apa, ini bukan pertama kalinya terjadi dalam hidup Naya. Laki-laki datang dan pergi dengan mudahnya. Naya yang cantik, supel, pintar, diluar sifatnya yang tidak pernah (mau) dewasa, begitu mudah untuk dilirik, dikejar dan dicintai. Dan Naya terbilang naif, dia bisa dengan begitu mudah memberikan hatinya pada laki-laki, begitu mudah terpedaya oleh angin surga, dan Naya juga begitu takut akan rasa sepi, Naya tidak pernah bisa bertahan sendiri. Dia bilang, sepi bisa sangat membunuh, lebih sakit lagi, membunuh kita secara perlahan. Dan akhirnya, Naya sering berakhir begini.

"Dia nggak ngasih alasan yang jelas nDa, dia cuma bilang 'Beib, kita ngga bisa nerusin ini lagi, hubungan kita gak bisa kita terusin lagi' Dia cuma bilang gitu nDa, tapi gw yakin ini pasti karena ada cewek lain, gak mungkin kalo gak ada, gak mungkin nDa! Gw tuh udah cinta banget ama dia, cinta mati nDa"

Sama Jojo, Iman, Ugi, Dodit, dan anak tetangganya yang di Bandung yang gua lupa namanya itu, bukannya cinta mati juga? Tapi komentar itu cuma saya telan sendiri, gak tega rasanya mengingatkan Naya pada cerita-cerita cintanya yang dulu dalam kondisi sekarang ini. Selain saya juga gak mau menambah jerit histerisnya.

"Nay..gua kan udah sering bilang, kalo cinta ama orang jangan sampe mati gitu, sisakan untuk diri sendiri biarpun cuma sedikit, biar kita gak terlalu sakit kalo orang itu pergi, hati-hati dengan hati kita Nay." Saya mencoba mengeluarkan kata-kata bijak pertama yang ada di otak saya.

"But I can't control my feeling when I love someone nDa, elu tau itu kan. Gua gak bisa menahan cinta gua, sekian persen aja hati yang gua kasih, kalo cinta ya udah gua cinta sepenuh hati, gua gak bisa ngatur-ngatur seberapa banyak cinta yang gua kasih, semuanya mengalir gitu aja, naturally." Panjang lebar pembelaan Naya. Sekarang tanpa ratapan lagi.

"Gua juga gak bisa ngukur and ngatur kek gitu Nay, tapi ditengah harapan gua buat terus bareng ama orang yang gua sayang, gua juga berusaha mengingatkan diri gua sendiri, bahwa cepat atau lambat orang itu akan pergi."

"Terus begitu orang itu beneran pergi, lu gak sakit hati?" Tanyanya memojokkan.

"Yaa teteup sakit siih.."

"Gua capek nDa, berhubungan terus bubar, memulai lagi yang baru terus bubar lagi. Capek gua gitu mulu, sumpah nDa capek banget gua." Naya mulai meratap lagi. Sama Nay, gua juga capek, keluh saya dalam hati.

"Yaa mungkin emang seperti itu yang udah digariskan, mungkin lu emang mesti menjalani banyak hubungan sebelum nemuin yang happily everafter, mungkin itu proses yang elu mesti lewati supaya elu bisa belajar jadi dewasa.." Belum selesai saya bicara.

"Jadi selama ini menurut lu gua belum dewasa? Elu gak nganggap gua dewasa ya!?" Cecarnya.

"Bukan gitu Nay, duuuuh susahnya ngomong ama orang yang lagi patah hati."

"nDa, emangnya lu gak kepengen punya hubungan yang langgeng ampe nanti, ampe selamanya? Gua pengen banget nDa, gua pengen banget settle."

"Ya iyalah Nay, gua juga pengen, tapi kalo emang belum waktunya, mau gimana lagi?"

"Iya siih.." Kami berdua terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Dingin semakin terasa, sunyi semakin menggigit. Sementara waktu tak mau berhenti. Tik tik tik terus beranjak pergi. Sudah dini hari.

"Eh nDa, lu tadi emang belum tidur?" Naya memecah kesunyian abadi.

"Belum, lagi nyelesain editan gua dari tadi sore."

"Ya ampuun nDa, malem minggu gini lu malah kerja, lupain dulu kerjaan deh."

"Would you please show me any act that prohibit people from doing their work at weekends?"

"But dear, you should go out a lot more, get socializing more." Kenapa jadi dia yang nasehatin saya sih, bukannya tadi dia yang merana?

"Iya gampang deh nanti. Btw, lu udah agak enakan sekarang? Udah agak tenang kan?"

"Ngga juga sih, tapi gua udah capek nangis malem ini. Gua ngantuk, mo tidur dulu ya."

"YA udah gih tidur sana, remember, time heals every wound. Dadaaaah..."

"Dadaaah..."

Klik. Sunyi bertahta. Saya tutup kerjaan saya. Memilih opsi yes ketika dialog box untuk save muncul. Pilih menu keluar. Menunggu sebentar kemudian menutup notebook saya.

Salah satu episode hidup telah berakhir malam ini, dan beberapa jam lagi ketika fajar muncul, akan dimulai episode yang baru. Saya yakin itu.

Comments

Tatz Sutrisno said…
ini lagi ngayal...apa real life action...?? kek genre film hueheuheu
Anonymous said…
maaf kan aku...

si kuku kotor

Popular Posts