Skip to main content

Featured

Pluviophile, Hujan dan Petrichor

Kata pluviophile (kata benda, plu.vio.phile) tidak ditemukan dalam kamus Bahasa Inggris online Oxford dan Merriam Webster. Kata tersebut dan juga varian tulisannya,  pluviofil tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Dictionary.com memberikan makna pluviophile sebagai  a person who enjoys rain and rainy days, and who is fascinated by the sights, sounds, etc., of rain. Seorang pluviophile akan memuja hujan, menantikan datangnya hujan. Pluviophile mencintai segala sesuatu tentang hujan (tentu saja di luar banjir), aroma, suara dan vibes yang dihasilkan oleh hujan. Mereka merasakan kenyamanan dan kedamaian luar biasa ketika hujan turun. Bagi pluviophile , gemercik air hujan laksana nyanyian yang meninabobokan, membawa mereka ke dunia lain yang hanya bisa dirasakan lewat kalbu. Seorang pluviophile tidak akan ragu berjalan di tengah hujan, menikmati setiap tetes air hujan yang jatuh ke badannya.  Dan setelah hujan berhenti, hanya menyisakan basah di tanah, pluviophile akan meng

JANGAN LIBURAN SAAT LIBURAN

Libur t'lah..libur t'lah tiba.. Horee..Horee.. Horee!

Liburan tiba, pasti seneng dong! Siapa sih yang ga suka liburan, semua orang pasti nunggu musim liburan. Ya anak sekolah, atau pekerja pejuang rupiah.

Musim liburan di sini bisa liburan sekolah, libur lebaran atau nataru. Buat sebagian orang yang terikat pekerjaan dengan waktu yang tidak fleksibel atau anak sekolah yang harus mengikuti jadwal sekolah, tentu tidak punya pilihan lain selain memanfaatkan musim liburan untuk berlibur. Selain mungkin karena keterikatan waktu, biasanya musim liburan adalah musim di mana ketika anggota keluarga berkumpul. Dan moment berkumpul keluarga itu jadi moment yang sangat tepat untuk pergi berlibur bersama. 

Tapi apakah bijak pergi berlibur pada saat musim liburan? Buat berlibur keluarga, di mana waktu berkumpul keluarga itu pada saat musim libur, tentu bijak-bijak saja, karena tidak ada pilihan lain. Bisa saja pergi berlibur di luar musim liburan, tapi pasti susah untuk mengumpulkan seluruh anggota keluarga yang mempunyai kesibukan masing-masing. Tapi untuk solo traveler (dengan kebebasan waktu), rasanya sangat tidak bijak untuk pergi berlibur pada musim liburan. Apa lagi berlibur ke tempat-tempat wisata umum. Mengapa demikian? Ini alasannya:

1. Ramai pengunjuang.

Kebayang kan bagaimana tumpah ruahnya manusia pada saat musim liburan. Akibatnya, kondisi tidak lagi kondusif untuk berlibur. Rencana awal liburan untuk menyegarkan kembali pikiran, karena terlalu ramainya orang, membuat situasi tidak nyaman. Antrian panjang di mana-mana, sampah bertebaran di setiap sudut, transportasi dan fasilitas umum yang kotor. Liburan pun hanya akan membuat stres. 

2. Biaya lebih mahal.

Musim liburan adalah musim biaya naik. Harga segala macam tiket transportasi naik. Harga kamar hotel pun tidak bersahabat. Karena demand yang tinggi pada musim liburan, para penyedia jasa pun meningkatkan harga mereka. 

3. Jalanan macet. 

Ini dia yang tidak bisa dihindari. Jalan darat macet di mana-mana. Waktu tempuh jadi lebih panjang, bisa dua kali lipat. Ke Cirebon, misalnya, yang normalnya hanya perlu waktu sekitar 5 jam dari Jakarta dengan mobil, bisa jadi 10 jam. Berapa banyak waktu dan biaya ekstra yang harus dikeluarkan untuk bepergian di musim liburan. 

4. Susah dapat tiket. 

Nah itu tadi, karena tingginya demand, susah untuk dapat tiket pesawat, kereta, bus, ferry, di samping harganya yang naik. 

Baca Juga: 


5. Susah akomodasi. 

Tingkat okupansi hotel yang tinggi, selain membuat harga sewa kamar hotel lebih tinggi, tingkat ketersediaan kamar pun jadi kendala. 

Jadi, apakah bijak berlibur pada musim liburan? Tergantung siapa Anda, kalau Anda punya waktu fleksibel dan tidak keberatan bersolo ria, tentu sangat tidak bijak pergi liburan pada saat liburan. 




*Stasiun Bogor, kala hujan.

Comments

Popular Posts