Skip to main content

Featured

What Do We Live for?

What do we live for? I asked.  We may count the days from the day we were born to the day we take our last breath.  Some would carry the world upon their shoulder only to make sure others can take their breath.  So what do we live for? I asked. 

Buku Catatan

Buku catatan itu penting, digital maupun tradisional. Sayangnya, saya jarang banget membuat catatan-catatan sepanjang perjalanan hidup saya. Saya punya buku catatan itu, saya isi dengan perasaan, ide, rencana atau mimpi-mimpi saya, atau momen-momen yang saya anggap istimewa dan saya takut akan hilang dalam ingatan saya kalau tidak dituliskan. Tapi tidak tergolong rajin mengisi buku catatan itu, seringnya terlupa, ya karena tidak terbiasa itu.

Kalau sedang iseng, saya suka buka tulisan-tulisan saya itu, kemudian teringatlah saya dengan kejadian-kejadian yang sudah terlupa, atau ide-ide yang sudah tidak pernah saya pikirkan lagi. Buku catatan bisa mengingatkan kita pada banyak hal, pada mimpi yang sepertinya sudah berdebu, teronggok begitu rupa di sudut kamar. Atau pada orang yang dulu pernah kita anggap spesial. Atau pada ide-ide yang menunggu untuk dijalankan dan mimpi-mimpi yang menggeliat minta dihidupkan.

Dua hari lalu, saya ada blind date. Saya pikir akan saya tuliskan dalam buku catatan saya, karena saya anggap kejadian itu cukup istimewa, we had a good time, talking and laughing. Tapi kemudian, berhenti begitu saja, tidak ada komunikasi lebih lanjut. Belum sempat saya menuliskannya dalam buku catatan saya. Mungkin dia atau kejadian itu, tidak cukup istimewa untuk mengisi buku catatan itu. 

Comments

Popular Posts