Skip to main content

Featured

THE ART OF SELF-CARE: Memelihara Pikiran, Tubuh dan Jiwa

  Dunia semakin bergerak cepat. Semakin membuat kita mudah terjebak dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, sehingga sering kali aspek paling penting dalam hidup kita, yaitu perawatan diri, menjadi terabaikan. Perawatan diri bukanlah hal yang egois, melainkan hal mendasar yang memungkinkan kita mengisi ulang, meremajakan, dan tampil sebagai diri terbaik kita dalam semua aspek kehidupan.   Esensi Perawatan Diri   Perawatan diri adalah pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Inti dari perawatan diri terletak pada kesadaran bahwa merawat diri sendiri bukanlah sebuah kemewahan melainkan sebuah kebutuhan.   Perawatan diri harus dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perawatan diri mencakup perawatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual.   1. Perawatan fisik   Perawatan secara fisik mencakup aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan fisik. Ini termasuk olahraga teratur, diet seimbang, tidur

Sepi itu...

Ada kalanya saya merasa takut pada sepi . Saya sendiri gak tau pasti apa alasannya. Lucu yaa, takut kok pada sepi. Tapi ada kalanya saya juga begitu mencintai sepi, begitu menikmati kesendirian saya, hanya ada saya dan pikiran saya.

Tapi kemarin, saya sedang tidak ingin menikmati sepi saya, pun kesendirian saya. Jadilah pulang kantor kemarin, saya muter-muter di Mal Ambasador. Tidak berniat untuk beli apa-apa, cuma sekedar menghindar dari sepi. Tapi toh di sebuah toko buku akhirnya saya mengeluarkan uang juga dari dompet saya untuk novel sang pemimpi dan edensor, buku kedua dan ketiga dari tetralogi laskar pelangi-nya Andrea Hirata, dan The Naked Traveler yang berisi catatan perjalanan seorang backpacker perempuan Indonesia, ditambah satu pak buku tulis untuk keponakan saya.

Sebuah sms dari seorang teman yang sedang sakit jiwa, menyudahi keasikan mata saya menatap jejeran sepatu di salah satu sudut mal itu sebelum saya benar-benar menemukan sepatu yang cocok dengan kaki dan dompet saya. Karena selanjutnya saya bergegas ke tempat kos-nya yang gak terlalu jauh dari situ.

Dan syukurlah, karena sepi yang saya takutkan itu kemudian menguap, ditelan tawa di antara celoteh tak jelas.

P.s. Makasih Trid, udah nyelametin rupiah yang tersisa di dompet gw (dan Ridho untuk selalu mengisi sepi itu )

Comments

Popular Posts