Skip to main content

Featured

Because White is Simple

  Simple white wooden open bookcase   4-Tier Wooden Open Bookcase - Modern Freestanding Bookshelf with Side Panels and Solid Wood Frame for Home and Office, Storage Cabinet, Warm White.  About this item DURABLE & STURDY - 1.6cm thick MDF board and 30mm diameter beech wood legs make the open bookshelf very sturdy and durable. Each shelf can hold at least 80lbs; USER-FRIENDLY DESIGN - Three 4.73" height side panels design on the edge of each tier shelf is high enough to keep your books neat, upright and keep items from slipping off. The rounded corners are designed to protect your family from injury. Anti-falling accessory included preventing injury from unexpected tipping of furniture; MULTI-PURPOSE SHELVING - You can place the shelving in the living room to display any crafts and decorations, in the study to store books or on the balcony for potted plants; ECO-FRIENDLY MATERIAL - The 4-tier bookcase is made of solid wood legs(beech) and P2 class environment protection plate a

Saya yang Bangkrut, Capek, Sendirian, dan Kehujanan

Aneh ya, kadang nasib buruk, mmmmm…bukan nasib buruk juga siy, apa namanya yaa? Ketidakberuntungan? Bad mood? Bukan juga. Pokoknya keadaan yang rasanya tidak berpihak kepada kita gitu deeh. Yaa hal seperti itulah, bisa datang bertubi-tubi, beruntun, dan menyerang pada saat yang bersamaan.

Jum’at ini misalnya, saya merasa bertubi-tubi diserang sama hal-hal yang menguji daya tahan saya. Ketika saya merasa ada pada titik hampa, titik kosong tanpa warna, merasa sendiri, merasa kehilangan (dari hari kamis perasaan itu muncul), hari jumat ini betul-betul diuji kesabaran saya. Dari sejak bangun tidur, saya merasakan migren yang amat sangat di bagian kanan kepala saya. Saya gak tau kenapa migren itu bisa muncul, bisa jadi karena malem sebelumnya saya begadang ngerampungin kerjaan (sampingan) saya sampe jam 2.30 dini hari. Tadi malem, malah saya gak sadar tertidur begitu aja, gak tau jam berapa, dengan tv, laptop, dan lampu kamar yang masih hidup sampe saya bangun pagi harinya. Atau bisa jadi migren saya itu muncul karena saya bener-bener bangkrut abis-abisan, tanpa sisa, dipenghujung minggu ini. Untungnya hari jumat, waktunya saya pulang ke rumah, ketemu sama keluarga saya. Hal ini cukup untuk membuat saya semangat ke kantor dan pingin buru-buru sore, bubar kantor dan ada di rumah.

Kerjaan yang seperti lingkaran setan yang gak putus-putus, bos yang suka kumat, gak juga bisa ngilangin perasaan kosong dan kehilangan saya itu. Tetap aja ada. Akhirnya sore yang saya tunggu-tunggu pun datang dengan kondisi di luar skenario saya. Begitu saya keluar kantor, gerimis dan sisa hujan masih terasa, saya cuma berharap hujan gak turun lagi, setidaknya sampe saya dapat kendaraan pulang. Tapi itu cuma harapan aja, belum lagi saya berhenti berdoa, hujan lebat dan angin kencang datang lagi. Payung yang saya pake, gak bisa melindungi saya dan barang-barang bawaan saya dari siraman hujan. Ditambah jalanan yang macet dan mulai banjir, kopaja yang penuh terus dan tas laptop saya yang berat banget. Saya nyesel mutusin milih naik kopaja daripada naik kereta. Dalam keadaan sakit kepala, sendirian, capek, bangkrut, dan kehujanan di pinggir jalan, akhirnya saya putusin balik ke kosan, gak jadi ke rumah. Dan begitulah, jumat malam yang seharusnya saya ada di rumah, ternyata saya masih di kamar kos saya, sendirian, dengan tv yang gak jelas acaranya, semangkuk oatmeal dan Aku Tak Mau Sendiri-nya BCL dari iTunes yang saya putar berulang-ulang.

Comments

Anonymous said…
its about time to find someone:)

Popular Posts