Skip to main content

Featured

Zidan Namanya

Zidan namanya. Pertama ketemu Zidan di tukang sempol ayam, dekat entrance 7 alun-alun Kota Bogor, tadi malam. Dia menawarkan donat, 1 pak isi 2 seharga Rp.5.000. Saya beli 1 pak dan menawarkan sempol ayam. Zidan mengangguk. Tadi pagi, di dalam alun-alun, saya bertemu Zidan lagi. Kali ini, dia tidak membawa donat, melainkan beberapa pak tissue. Saya tegur dia, "Hey, tadi malam jualan donat kan ya?" "Iya Bu, donat punya orang. Sekarang saya bawa tissue, ini juga punya orang. Ibu mau tissue?" Jawabnya. "Boleh deh satu", kata saya. Saya bayar tissuenya, " Ya Allah, makasih banyak Bu". Suara Zidan lirih. Hati saya teriris. Tiba-tiba seorang Ibu lewat sambil membentak, "Jangan di jalan dong!" Sorry, salah kami, ngobrolnya di jalur jalanan dalam alun-alun. Saya gandeng Zidan ke arah pilar taman, dan kemudian kami duduk ngobrol berdua. Kata Zidan ibunya sudah meninggal, ayahnya ngamen di alun-alun, dan kadang di Terminal Loji. "Bapak ngame...

Sama-sama TKI

Saya lagi belajar bahasa Melayu, dan berusaha banyak practice biar lancar bahasa tersebut, bukan apa-apa siy, supaya lebih nge-blend aja ama lingkungan kerja dan tempat tinggal.

Di setiap kesempatan, kalau memungkinkan, saya berusaha ngomong pake bahasa Melayu. Kek hari minggu lalu, setelah cape pusing-pusing di distrik Brickfield, daerah komunitas India di KL, saya ama salah seorang housemate saya mampir ke sebuah rumah makan untuk nyoba roti cane. Begitu dihampiri oleh sang pelayan restoran, dengan segenap kemampuan saya, saya pun langsung order makanan dengan menggunakan bahasa Melayu.

Setelah saya ngomong panjang lebar, nanya ini itu, sang pelayan pun bertanya sama saya, "Kakak ni orang mane?"

Saya bilang, "Saya dari Indo (Indonesia)." Dia pun lantas tersenyum dan bilang, "saya juga dari Indo, dari Lombok."

Yaah, ternyata sama-sama TKI, tau gitu saya gak perlu susah-susah ber-Malay-Malay.

Comments

Popular Posts