Skip to main content

Featured

Zidan Namanya

Zidan namanya. Pertama ketemu Zidan di tukang sempol ayam, dekat entrance 7 alun-alun Kota Bogor, tadi malam. Dia menawarkan donat, 1 pak isi 2 seharga Rp.5.000. Saya beli 1 pak dan menawarkan sempol ayam. Zidan mengangguk. Tadi pagi, di dalam alun-alun, saya bertemu Zidan lagi. Kali ini, dia tidak membawa donat, melainkan beberapa pak tissue. Saya tegur dia, "Hey, tadi malam jualan donat kan ya?" "Iya Bu, donat punya orang. Sekarang saya bawa tissue, ini juga punya orang. Ibu mau tissue?" Jawabnya. "Boleh deh satu", kata saya. Saya bayar tissuenya, " Ya Allah, makasih banyak Bu". Suara Zidan lirih. Hati saya teriris. Tiba-tiba seorang Ibu lewat sambil membentak, "Jangan di jalan dong!" Sorry, salah kami, ngobrolnya di jalur jalanan dalam alun-alun. Saya gandeng Zidan ke arah pilar taman, dan kemudian kami duduk ngobrol berdua. Kata Zidan ibunya sudah meninggal, ayahnya ngamen di alun-alun, dan kadang di Terminal Loji. "Bapak ngame...

drama pagi ini (part II)

Image hosting by Photobucket
Diit..diiit..diiiiiiiiiitt

Di depan Pakubowono Residence.
Siapa coba yang bisa tinggal ditempat eksklusif ini?? Yang jelas bukan saya dong, biarpun saya pingin misalnya. Udah deh ga usah dibahas.
Ga ada apa-apa, cuma macet, asap (atau ‘asep’ boleh juga) hitam tebal keluar dengan sukses dari knalpot patas AC yang emisinya jelas ga terawat. Kita jadi seperti berada dipusaran kabut hitam yang bikin sesak dan pedih mata. Jadi mirip penyanyi-penyanyi dulu, waktu TVRI masih merajai dunia pertelevisian disini, pas mereka lagi nyanyi kan suka keluar kabut tebal gitu kan!? Bedanya mungkin warnanya putih dan ga bikin sesak napas. Kebayang dong efeknya buat penyanyi-penyanyi itu kalo kabutnya bikin sesak, ga jadi nyanyi pastinya.

Masuk Pintu Satu Senayan.
Sebuah sedan berhenti pas setelah lampu jalan. Sontak, joki-joki yang berjajar dipinggir jalan berebut mendekat. Sayangnya cuma dua orang, satu ibu-ibu dan satu lagi remaja tanggung, yang beruntung dapet rezeki ikut sama mas-mas-pengemudi-mobil-yang-baik-hati-lantaran-takut-ditilang-polisi itu.

Sebuah gedung di Wahid Hasyim
Alhamdulillah, akhirnya dengan benak dipenuhi drama yang terputus-putus itu dan mata bengkak karena kurang tidur, saya sampe juga di kantor.
“Mbak, abis nangis yak?kok matanya bengkak!?” Sambil mencet tombol lift, dengan enteng sang Satpam dikantor nuduh saya abis nangis.
End of morning journey, or has it just begun?

*Dipanggung drama dunia, saya merasa begitu kerdil*

Comments

Popular Posts