Skip to main content

Featured

THE ART OF SELF-CARE: Memelihara Pikiran, Tubuh dan Jiwa

  Dunia semakin bergerak cepat. Semakin membuat kita mudah terjebak dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, sehingga sering kali aspek paling penting dalam hidup kita, yaitu perawatan diri, menjadi terabaikan. Perawatan diri bukanlah hal yang egois, melainkan hal mendasar yang memungkinkan kita mengisi ulang, meremajakan, dan tampil sebagai diri terbaik kita dalam semua aspek kehidupan.   Esensi Perawatan Diri   Perawatan diri adalah pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Inti dari perawatan diri terletak pada kesadaran bahwa merawat diri sendiri bukanlah sebuah kemewahan melainkan sebuah kebutuhan.   Perawatan diri harus dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perawatan diri mencakup perawatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual.   1. Perawatan fisik   Perawatan secara fisik mencakup aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan fisik. Ini termasuk olahraga teratur, diet seimbang, tidur

terakhir bahagia kapan?

Kapan terakhir kali bahagia? Maksud saya, bahagia yang betul-betul bahagia, sampai kaki kita terasa tidak menginjak bumi. 

Saya pernah merasakan kebahagiaan super dahsyat seperti itu. Dua kali malah. Pertama, ketika saya melihat nama saya tercantum dalam pengumuman penerimaan mahasiswa baru di suatu perguruan tinggi negeri, yang diumumkan di harian Kompas pada waktu itu. Saya masih ingat rasa bahagia dan bangga yang memenuhi ruang hati saya pada saat itu, ke seluruh dinding hati saya, sampai ke sudut-sudutnya. Seolah-olah hati ini akan lompat keluar. Rongga dada saya sesak, tidak mampu menampung sensasi bahagia yang demikian besar. Saya seperti kehabisan napas.

Momen kedua adalah ketika di suatu sore Jakarta yang pengap dan sesak, di layar monitor PC saya muncul dialog box incoming mail yang masuk ke email saya. Setengah hati saya buka, hanya memerlukan waktu beberapa detik untuk membuat mulut saya ternganga, napas saya hilang sesaat, diserang euphoria berlebihan. "We are pleased to have you as a new member of our company", sepenggal kalimat pembuka itu, mengubah pengap Jakarta sore menjadi pengap yang luar biasa indah dan megah. Seperti megah dan mewahnya langit sore tanpa awan. Belum pernah saya merasa sebahagia itu di Jakarta. 

Keesokan harinya, masih dalam euphoria tinggi, saya melangkah ke ruangan atasan saya, seorang perempuan Jepang paruh baya berperawakan mungil,  untuk menyampaikan pengunduran diri saya dan bergabung dengan suatu perusahaan berakhiran SDN. BHD. di Kuala Lumpur. Kaki saya melangkah ringan, seperti melayang. Tidak menyentuh bumi sama sekali. And that was the best feeling ever. Ever!

Dan ternyata, bahagia yang terlalu bahagia itu bisa membuat sesak napas, lemas. Seketika gravitasi tidak bekerja, tubuh kita seringan kapas melayang-layang di udara. Kita berada dalam dimensi lain, yang bahkan tidak bisa kita gambarkan dimensi apa itu. Dimensi tidak bernama. Pernah merasakan bahagia sedahsyat itu? 

Comments

Popular Posts