Skip to main content

Featured

THE ART OF SELF-CARE: Memelihara Pikiran, Tubuh dan Jiwa

  Dunia semakin bergerak cepat. Semakin membuat kita mudah terjebak dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, sehingga sering kali aspek paling penting dalam hidup kita, yaitu perawatan diri, menjadi terabaikan. Perawatan diri bukanlah hal yang egois, melainkan hal mendasar yang memungkinkan kita mengisi ulang, meremajakan, dan tampil sebagai diri terbaik kita dalam semua aspek kehidupan.   Esensi Perawatan Diri   Perawatan diri adalah pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Inti dari perawatan diri terletak pada kesadaran bahwa merawat diri sendiri bukanlah sebuah kemewahan melainkan sebuah kebutuhan.   Perawatan diri harus dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perawatan diri mencakup perawatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual.   1. Perawatan fisik   Perawatan secara fisik mencakup aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan fisik. Ini termasuk olahraga teratur, diet seimbang, tidur

Tahu dan Susu Kedelai

Hari ini saya belajar satu hal dari sekolah kehidupan, bahwa berbagi tidak perlu menunggu sampai kita kaya dan berlebih. 

Hampir setiap pagi, saya membeli dua gelas susu kedelai dari penjual tahu dan susu kedelai yang selalu masuk komplek perumahan tempat saya tinggal. Kadang suka bosan juga, tapi saya usahakan tetap membeli minimal dua gelas susu kedelai, atau salah satu barang dagangan yang beliau bawa. Selain tahu dan susu kedelai, beliau juga suka membawa pepaya dan pisang. 

Ketika tadi pagi saya membeli susu kedelai seperti biasa, saya lihat beliau membawa pepaya dan pisang beberapa sisir. Selain susu kedelai, saya putuskan untuk membeli pepaya dan bertanya juga berapa harga pisang satu sisir. Kemudian beliau bilang, "Ngga apa-apa Ibu, kalau Ibu mau, ambil saja pisangnya, Ibu bayar untuk pepaya dan susu saja". 

Awalnya saya berkeras untuk membayar pisang, saya tidak mau merugikan bapak itu, tapi beliau tetap tidak mau menerimanya, "Ngga apa-apa Ibu, betul, Ibu bawa saja, pisang itu saya ambil dari kebun saya sendiri", begitu ujarnya, tetap menolak uang pembayaran saya untuk pisang tersebut. 

Tadinya, saya ingin tinggalkan saja uang di atas barang jualannya, tapi saya pikir, saya harus menghargai keinginan beliau untuk berbagi. Akhirnya saya simpan kembali sisa uang saya, sambil mengucapkan terima kasih setulusnya dan mendoakan rezeki yang lancar untuk beliau. 


Comments

Popular Posts