Skip to main content

Featured

Zidan Namanya

Zidan namanya. Pertama ketemu Zidan di tukang sempol ayam, dekat entrance 7 alun-alun Kota Bogor, tadi malam. Dia menawarkan donat, 1 pak isi 2 seharga Rp.5.000. Saya beli 1 pak dan menawarkan sempol ayam. Zidan mengangguk. Tadi pagi, di dalam alun-alun, saya bertemu Zidan lagi. Kali ini, dia tidak membawa donat, melainkan beberapa pak tissue. Saya tegur dia, "Hey, tadi malam jualan donat kan ya?" "Iya Bu, donat punya orang. Sekarang saya bawa tissue, ini juga punya orang. Ibu mau tissue?" Jawabnya. "Boleh deh satu", kata saya. Saya bayar tissuenya, " Ya Allah, makasih banyak Bu". Suara Zidan lirih. Hati saya teriris. Tiba-tiba seorang Ibu lewat sambil membentak, "Jangan di jalan dong!" Sorry, salah kami, ngobrolnya di jalur jalanan dalam alun-alun. Saya gandeng Zidan ke arah pilar taman, dan kemudian kami duduk ngobrol berdua. Kata Zidan ibunya sudah meninggal, ayahnya ngamen di alun-alun, dan kadang di Terminal Loji. "Bapak ngame...

Sang Jiwa Telah Mati

Hari ini, sang jiwa telah mati. Ssst, dia memutuskan untuk mati!
Yaa, setelah perjalanan panjang melewati lorong waktu yang gelap,
melewati bukit-bukit gersang dan padang ilalang.
Hari ini, tepat tigapuluh dua tahun yang lalu sang Jiwa memulai pencariannya, perburuan hatinya.
Dialog-dialog panjang yang dilakukannya dengan bintang, tidak juga memberikan pemahaman yang mendalam tentang pencarian jiwanya.
Pernah pada suatu kesempatan, dia bertutur pada langit
Bahwa jauh sebelum jiwanya dilahirkan, bumi telah menyembunyikan teman jiwanya yang kemudian dicarinya didasar samudera, diantara butiran pasir gurun, dibelantara hutan dan didalam tubuh-tubuh yang berkeliaran.
Dan sang jiwa pada akhirnya, membiarkan takdir membawanya pada perjalanan tanpa ujung, berada dalam lingkaran lelah dan keinginan untuk jatuh cinta yang kemudian mati begitu saja.
Sampai akhirnya sang jiwa bertanya, apakah benar ada dibumi ini tempatnya untuk jatuh dan dijatuhi cinta? Atau itu hanya merupakan garis imajiner yang ia ciptakan sendiri?
Sampai kematiannya, sang jiwa tidak pernah menemukan baik jawaban atas pertanyaannya, atau teman jiwanya ataupun akhir dari perjalanannya.

Comments

Popular Posts