Ini sabtu pagi yang biasa-biasa saja seperti sabtu-sabtu lainnya kecuali saya bangun lebih awal dan punya niat mulia untuk masak ikan cue tumis cabe bawang dan tomat (terinspirasi beberapa hari lalu waktu makan siang di kantor dengan menu itu). Sambil menunggu tukang sayur lewat depan rumah, saya mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh di pot pohon adenium saya. Tengah asik jemari saya mengakhiri hidup rumput-rumput itu, tiba-tiba saya mendengar suara sepeda motor berhenti tidak jauh dari tempat saya jongkok. Dengan sikap autis, saya tetap melanjutkan pekerjaan saya tanpa memperdulikan sepeda motor tersebut, sampai akhirnya saya mendengar suara si empunya motor menyapa saya. “Permisi mBak…” Saya mendongak ke arah suara itu. Alih-alih menjawab salamnya, saya hanya memandang wajahnya takjub (dan saya yakin dengan mulut setengah terbuka). Kemudian hati saya pun sibuk bergumam dan berdendang*busyeeet..cakep banget, aaii..aii..siapa diaaaaa..?* “mBak, permisi..” ulangnya, kali ini